Sabtu, Mei 02, 2009
SBY Ingatkan Resesi Dunia Masih Berlanjut
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wapres Jusuf Kalla, hari Selasa 14 April 2009 memimpin Rapat Paripurna Kabinet Indonesia Bersatu, di Kantor Kepresidenan. Rapat yang digelar sejak siang dan tetap berlangsung saat berita ini dinaikkan, antara lain membahas tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2010. Dalam rapat yang dihadiri seluruh menteri dan Gubernur BI Boediono ini, Presiden mengingatkan kembali soal resesi ekonomi dunia saat ini, yang diperkirakan masih berlangsung hingga tahun depan.
"Jadi banyak sekali assesment yang memperkirakan resesi global masih berlangsung hingga tahun depan," kata SBY saat memberikan pengantar awal saat memimpin rapat paripurna tersebut. "Kita juga sama-sama memantau G-20 di London yang telah menetapkan 5 trilyun Dolar AS sebagai cost of recovery secara global. Kalau boleh saya ringkas upaya global yang silakukan oleh komunitas global, terutama disponsori G-20, adalah kita ingin melakukan pemulihan kepercayaan, pertumbuhan, dan lapangan pekerjaan, restoring confidence, growth, and jobs." jelas SBY seperti disiarkan Situs Kepresidenan.
"Kita juga sepakat untuk menstabilkan pasar finansial. Kita juga melakukan upaya untuk betul-betul bank landing dan likuiditas itu bisa mengalir kembali pada tingkat global. Kita juga sepakat mereformasi institusi keuangan internasional, seperti Bank Dunia, IMF, dan sebagainya," ujar SBY
"Seperti yang saya intervensikan pada G-20 di London, dimana forum sepakat bahwa mereka juga akan membantu negara- negara berkembang. Protecting the poor, termasuk juga tidak teledor dalam mengelola lingkungan hidup, meskipun secara ekonomi dunia sedang mengalami kesulitan. Itu upaya global, mengapa saya jelaskan supaya kita paham, kalau kita melakukan upaya recovery secara nasional, kita paham secara global apa yang dilakukan," kata SBY
"Untuk kawasan Asia dan Asia Tenggara, sebagai upaya regional, utamanya, ASEAN Plus Three dan East Asia Forum, telah mengimplementasikan apa yang telah disepakati oleh Global Community. Itu dialirkan," tutur SBY.
"Selain itu juga disepakati bahwa Chiangmai Initiatives Mechanism Multilarism itu sudah hampir bulat. Insya Allah pada bulan Mei dituntaskan pada pertemuan para Menteri Keuangan ASEAN Plus Three di Bali, bertepatan dengan Annual Meeting of ADB. Itu juga suatu instrumen yang bisa digunakan oleh negara- negara ASEAN Plus Three untuk mengatasi persoalan perekonomikan domestik," SBY menjelaskan.
"Kita juga sepakat secara regional akan trade and investment bisa kita jaga bersama-sama, meskipun ada krisis. Di atas segalanya, kita sangat sadar bahwa food security and energy security itu salah satu alternatif yang akan kita kerja samakan pada tingkat regional," tutup SBY.
Tampak pula hadir pula dalam rapat paripurna, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri, Kepala BPN Syamsir Siregar dan Jubir Presiden, Andi Mallarangeng.
Sementara itu pada event yang sama VIVAnews melaporkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjawab kritikan bantuan langsung tunai yang disampaikan oleh para lawan politiknya.
"Dalam situasi krisis, banyak negara justru memberikan program jaring pengaman sosial berupa bantuan langsung tunai," ujar Yudhoyono di Istana Presiden Jakarta, Selasa, 14 April 2009.
Jadi, kata Presiden, program itu bukan cuma dilakukan oleh Indonesia saja. "Bahkan, di negara maju juga memberikan BLT."
Kebijakan BLT dikritik oleh para lawan politik SBY. Kemenangan Partai Demokrat dianggap karena bantuan tunai yang diberikan pemerintah menjelang Pemilu.
SBY beralasan program BLT diperlukan untuk melindungi orang miskin dari serangan krisis keuangan global.
Program seperti ini, menurut SBY, juga akan tetap dilanjutkan pada 2010. Pemerintah akan memprioritaskan pertumbuhan ekonomi, sekaligus jaring pengaman sosial. (Dian)
0 komentar:
Posting Komentar